Apa yang kita hadapi ketika kebijakan buruk pemerintah di arahkan kepada kita?

Yang kita hadapi adalah ratusan media yang siap menjadi corong justifikasi dan pencitraan. ribuan bahkan puluhan ribu pakar yang siap membela, mencari bukti, menampakkan tabel dan data serta grafik statistik, selayak guru kita dahulu menampakkan kepintaran mereka di depan kita. jutaan petugas keamanan yang siap berdiri didepan kita ketika kita ingin menyuarakan suara kita kepada mereka yang berkuasa.
Maka, yang lemah sikapnya, langsung saja mengangguk setuju, karena bahasa yang ilmiah serta tinggi, karena titel dan gelar pendidikan yang berada dilevel strata akhir. karena penghasilan kita 700 ribu tidak apa-apanya dibandingkan penghasilan mereka puluhan juta hingga ratusan juta pertahun.
Kita bangsa yang dari dulu mudah kagum pada yang kaya dan kelihatan pintar. di suruh buat passport untuk jalan keluar negeri manut saja, disurut belajar bahasa asing demi iming-iming pekerjaan lebih baik kita juga ikut saja. kita terpersona dan tersihir dengan bahasa yang elegan dan piawai dari mereka yang telah memantaskan diri untuk mengucapkannya.
Maka, akhirnya kita kalah karena persepsi sendiri. demi tidak dianggap bodoh, keras kepala, bejagulan, tidak modern, tidak memiliki kepercayaan dan optimis untuk masa depan.
Seandainya kebenaran hanya akan turun dari mulut para pejabat, orang pintar, penguasa dan mereka yang digjaya, maka sungguh benar perkataan kaum luth kepada nabinya:
"Kamu hanya seorang yang biasa diantara kami. kenapa Rabb tidak mengutus utusan dari kaum-kaum terhormat diantara kami?"
Begitu pula perkataan kaum Qurasy kepada Rasulullah:
"Kalau benar ini datangnya dari Rabb sekalian alam, kenapa tidak Allah turunkan wahyunya kepada para pemuka-pemuka kaum agar mereka dapat didengar dan dipercaya oleh pengikutnya?"
Namun Allah menentukan lain.
Nabi Nuh hanya seorang tukang kayu. Nabi Musa hanya seorang pembunuh dan pelarian yang lahir dari keturunan yahudi yang diperbudak bangsa Qitbti, Nabi Isa hanya seorang miskin yang bahkan tidurnya diatas batu dan tidak memiliki pengikut kecuali sedikit sekali yang terdiri dari kaum miskin dan papa. Nabi Ibrahim hanya seorang anak tukang patung yang menentang berhala seorang diri.
Sejatinya kebenaran tetap saja kebenaran, walau diucapkan oleh seorang yang penghasilannya hanya 10 ribu sehari.
Dan kebenaran yang paling tidak bisa dibantah hari ini..
banyak yang terdzalimi dengan kenaikan BBM, kenaikan tarif Kereta api, dan kenaikan barang-barang. mereka berat, merintih, sebahagian menangis melihat kondisi mereka yang semakin melarat.
Tapi ya tetap saja, suara anda akan hilang diantara perkataan mereka yang kaya raya yang siap berkata:
"Naik dua ribu saja kok protes"
Aduhai...istiqamah wahai jiwa untuk berucap. walau didepan sudah pasti ribuan jiwa lainnya siap mencibir atau menghujat.

oleh Ust Rahmat Idris

Belum ada Komentar untuk "Apa yang kita hadapi ketika kebijakan buruk pemerintah di arahkan kepada kita?"

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan pesan Anda di sini

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel